watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SEBUT SAJA DEWI

Hai.. Namaku Dewi, umur 26 tahun. Aku
termasuk cewek yang punya tingkat libido yang
tinggi. Aku nggak pernah lama pacaran, karena
aku orangnya nggak pernah puas ngesek sama
pacar-pacarku dan cepat bosan. Bahkan sampai
sekarangpun aku sering mencari kepuasan
sendiri. Dan itupun nggak terbatas, cowok
bahkan cewek sekalipun aku doyan. Yang paling
ngedukung adalah wajahku yang lumayan dan
bodiku yang nggak ngecewain. Hanya dengan
modal senyum dan baju sexy, banyak cowok
yang pengin berbagi kenikmatan denganku.
Kebayakan mereka nggak tahan kalau melihat
dadaku yang padat membusung atau pahaku
yang sekal. Aku juga nggak perlu capek cari
partner cewek, karena aku mengenal betul siapa
cewek-cewek yang bisa diajak main. Aku,Kristin
Dan Eric. Aku bekerja sebagai asisten akuntan di
sebuah Jasa Akuntan Publik yang cukup terkenal
di Surabaya. Pekerjaan yang melelahkan dari jam
delapan pagi sampai delapan malam itu terkadang
memerlukan refresing juga. Bahkan hari ini aku
lembur sampai jam setengah sebelas. Makanya
ketika Kristin, teman kerjaku ngajakin dugem, aku
langsung mengiyakan. Aku tahu Kristin nggak
mungkin hanya mengajak dugem aja. Karena aku
tahu Kristin itu penganut paham lesbisme. Tapi
tak apalah, aku juga ketagihan digerayangin
jemari lentik cewek. Apalagi Kristin sangat
menggairahkan. Dadanya montok sedikit tak
serasi dengan tubuhnya yang agak kurus, tapi
kencang banget. Sudah lama aku pengin
meremas-remas payudaranya bahkan
mengemut puting payudaranya itu. Dengan naik
mobilnya, kami segera meluncur ke sebuah
diskotik yang tak terlalu besar tapi cukup ramai.
Sesampainya di diskotik kami segera mencari
meja kosong di sudut diskotik. Walaupun di
pojok tapi cukup mudah memandang ke arah
floor dance. Lalu kami memesan minuman
beralkohol ringan untuk menghangatkan badan.
Ketika si pelayan beranjak pergi setelah
mengantarkan pesanan kami, Kristin mulai
merapatkan tubuhnya kepadaku. Aku pura-pura
tak peduli sambil terus mengobrol dengannya.
Tapi makin lama jemari Kristin mulai berani
meraba-raba pahaku yang masih terbalut span
ketat. Rangsangan itu mengena padaku hingga
aku balas dengan makin memperdekat jarak
duduk kami. Tapi belaian Kristin makin panas
menyusup ke balik rokku. Karena tak tahan dan
malu jika harus dilihat orang, aku segera
mengajak Kristin melantai. “Kita turun yuk?”
kataku. “Enak disini aja ah,” jawabnya menolak.
“Ayo dong Kris.” Aku menarik tangannya untuk
turun ke floor dance. Kami ngedance mengikuti
hingar bingar musik diskotik. Dalam keremangan
dan kilatan lampu, aku lihat keayuan wajah Kristin
yang nampak lugu. Melihatku tersenyum-
senyum kearahnya, Kristin meliuk-liukkan
tubuhnya erotis. Daya rangsang yang
dinampakkannya dari gerakan tubuhnya dan
senyuman nakalnya semakin membuatku
mabuk. Sambil bergoyang aku peluk tubuhnya
hingga kedua payudara kami saling berbenturan.
Sesekali tanganku dengan nakal meremas
bokongnya yang masih tertutup celana panjang.
Tangannya mendekap erat tubuhku bagai tak
ingin terlepas. Tanganku kian nakal mencoba
berkelana dibalik kemejanya dan meremas kedua
payudaranya yang masih terbalut BH. Ooohh..
begitu halusnya payudara Kriswin, halus dan
kenyal banget. Lalu tanganku bergerak melepas
pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan
kananku dapat membelai dan meremas buah
dadanya yang keras sementara tangan kiriku telah
membekap kemaluannya yang masih terlindung
celana panjangnya. Sementara Kristin
memejamkan matanya meresapi setiap
sentuhanku sambil terus bergoyang mengikuti
musik yang menghentak-hentak. Tubuhnya
bergerak merapat ke tubuhku. “Kamu ganas juga,
ya?” bisiknya. “Tapi kamu suka kan?” Kristin
merapatkan tubuhnya sambil menciumi belakang
telinga kananku. Hembusan hangat nafas Kristin
membuat gairahku bagai dipacu. Jemariku segera
mencari-cari puting susunya lalu memelintirnya
sampai membuat Kristin mengikik kegelian. Satu
jam kemudian Kristin mengajakku pergi dari
diskotik itu. Kami telah sama-sama sepakat akan
meneruskan gairah kami hingga terpuaskan.
Kami menuju ke sebuah hotel terdekat lalu segera
menuju kamar yang telah kami pesan. Setibanya
di kamar Kristin melucuti pakaiannya sambil
menirukan gaya penari stripis. Secara halus,
perlahan demi perlahan dilucutinya pakaiannya
satu persatu dengan gerakan yang membuat air
liurku hendak nenetes. Tinggal CD-nya saja yang
masih melekat. Dengan kedua payudara yang
menggantung indah Kristin mendekatiku perlahan
sambil mempermainkan CDnya yang sudah
basah. Akupun ikut melucuti pakaianku dengan
gerakan-gerakan yang juga aku buat seerotis
mungkin. Mata Kristin berbinar-binar ketika BH-ku
menghilang dari kedua payudaraku. “Wowww..
besar dan kencang sekali.. buat aku ya..” kata
Kristin sambil membelai pinggiran buah dadaku,
kemudian Kristin mengulum putingnya yang
sudah mengeras sejak tadi. “Ooogghh.. sshh..
enak banget,” rintihku. Diisapnya dalam-dalam
putingku itu dengan keahliannya. Sambil
mengisap jemarinya terus menari-nari di
payudara kiriku. Tanganku meremas-remas
rambutnya yang mulai kucal sambil meremas-
remas payudara kirinya yang sempat aku gapai.
Lidah Kristin yang sudah terlatih menyapu
seluruh permukaan payudaraku dan melumat
putingku secara bergantian. Desahan kami
berpacu diantara nafas-nafas kami yang sudah
tak teratur lagi. Kemudian Kristin mencumbui
perutku dan terus kebawah ke arah pusat
kenikmatanku yang sebelumnya telah
ditelanjanginya. “Bukit venusmu indah banget
Wi..” pujinya membuatku tersanjung. Otot-otot
vaginaku terasa menegang ketika jari-jari Kristin
merenggangkan labia mayoraku. Lalu jari
tengahnya mengorek-ngorek klitorisku dengan
penuh perasaan. “Aaahh.. sshh.. mmhh..”
desahku untuk kesekian kalinya. “Jilatin say.. aku
paling suka..” Kristin menjilat klitorisku yang
terasa tegang. Lalu menghisapnya kuat-kuat.
Uaahh.. rasanya nikmat banget.. bahkan ketika
lidahnya mulai turun menyusuri daerah sekitar
lubang kawinku. Rasanya ingin mengeluarkan
semua lava kenikmatanku yang menggedor-
gedor ingin keluar. Akhirnya Kristin menjatuhkan
diri ke tempat tidur dan menarik tanganku.
Sementara buah dadanya kian kencang.
Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-
sengal. Keringat sudah membasahi sekujur
tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Aku
lorot CD-nya yang sudah basah benar. Lalu aku
menindihnya hingga tubuh dan payudara kami
saling berimpitan, bibirku dilumatnya dengan liar.
Vagina kami saling bergesekan hingga
menimbulkan rasa panas di masing-masing
vagina kami. Suara srek.. srek.. akibat gesekan
rumput vagina kami menambah nikmat sensasi
yang tercipta. “Ooohh.. Wi.. sudah lama banget
aku naksir kamu.. aahhgghh..” “Malam ini aku
milikmu Kriiss..” Setelah sepuluh menit kami
saling berpagutan lidahku bergerak menuruni
leher jenjang Kristin sampai bibirku hinggap di
payudaranya yang kencang dan ramun. Aku
hisap puting susunya yang keras dan coklat.
Akhirnya tercapai juga keinginanku untuk
mengganyang pentilnya yang besar itu. “Wii..
terus aachh.. ehmm..” desahnya keenakan.
Kemudian aku semakin turun dan menghisap
pusarnya, Kristin tidak tahan diperlakukan
demikian. Erangannya semakin panjang. “Aaach..
geli aach.. Wii..” Aku terus menghisap-hisap
pusarnya lalu aku turun dan saat sampai di
Vaginanya. Aku sibak rumput-rumput liar di bukit
belahnya itu kemudian mulai menjilatinya dan
sesekali menghisap klitorisnya yang menyembul
sebesar kacang. “Aaacchh.. Wii terus achh..
enak..” Kristin semakin menggelinjang tangannya
menarik-narik sprei kamar hotel itu dan beberapa
saat kemudian dia menjerit kuat. Aaacchh..!! Dan
dari vaginanya menyembur lendir kenikmatan
yang cukup banyak. Sruupp.. langsung aku hisap
habis. “Aaach Wii.. acchh..” jeritnya untuk
kesekian kalinya. Setelah mengalami orgasme
yang pertama itu, Kristin tergeletak di atas
ranjang. Aku segera meraih HPku di dalam tas.
Lalu segera mengirim SMS buat Eric, temanku
ngewe. Kristin yang tahu kalau aku menghubungi
seseorang berlagak cemburu. Dia segera duduk
tepat di depanku. “Sms siapa sih say?” tanya
Kristin cemberut. “Ada deh..” jawabku sambil
tersenyum padanya. “Ah, nggak asyik. Katanya
kamu malam ini milikku?” rajuk Kristin yang
kemudian mengutak-utik vaginaku. Birahiku
kembali bergelora. Aku biarkan saja Kristin
mempermainkan daerah tersensitifku itu dengan
jari-jari lentiknya.Nafasku memburu ketika ujung
jari telunjuk Kristin masuk ke dalam lipatan
vaginaku yang berair kemudian mengelus-elus
lipatan dalamnya. “Hoohh.. baby swety.. enak
banget..” rintihku. Payudaraku yang telah
bengkak dijilatnya dengan lidahnya kemudian
dilumatnya putingku yang sudah sangat keras itu.
Sedangkan telunjuknya terus memilin-milin
clitorisku. “Aaaghh.. terus.. yeaahh.. jilatin say..”
Kristin berganti menjilati vaginaku sedangkan
tangannya beralih meremas-remas payudaraku
yang sudah sangat bengkak dan berwarna merah
oleh hisap-hisapannya. Rasanya kakiku tak kuat
menyangga tubuhku yang terasa berat oleh birahi
yang telah sampai di ubun-ubun. Maka aku
menghempaskan tubuhku diatas kasur dan
Kristin meneruskan permainannya yang
membawaku ke awang-awang. Kini kami
melakukan 69 style. Saling hisap, saling jilat dan
terkadang aku menekan lubang kenikmatannya
dengan jempolku. Lubang asyiknya yang merah
merona aku tusuk dengan jari telunjukku berkali-
kali, begitu pula yang dilakukannya terhadapku.
Berkali-kali klitorisku dihisap oleh Kristin kuat-kuat.
Berkali-kali Kristin mengalami orgasme, tapi aku
masih bisa bertahan. Hingga kemudian pintu
kamar dibuka dari luar dan Eric muncul dari balik
pintu. “Hallo gadis-gadis! Sedang asyik nih?”
sapanya. “Ric, cepat sodokin aku dengan
penismu!” teriakku pada Eric. Kristin segera
minggir ketika Eric melucuti seluruh pakaiannya.
Sepintas kulihat roman muka Kristin yang sedikit
cemberut. Tapi aku nggak peduli yang penting
Eric segera memuaskan birahiku dan
membawaku ke pucuk-pucuk kenikmatan. Eric
tersenyum lebar memandangi bibir kemaluanku
yang semakin basah. Aku enggak tahan lagi,
segera aku arahkan penis Eric yang sudah
mengacung-acung keras itu ke lubang
kemaluanku. “Aaaggh!” pekikku saat Eric menekan
penisnya agar masuk semua ke dalam lubang
kemaluanku. Blees!! Akhirnya seluruh batang
penis Eric mampu menjebol lubang
kenikmatanku. Rasa perih bercampur nikmat jadi
satu ketika Eric mulai mengocok liang kawinku
keluar masuk. “Aaawww.. enak banget vagina
kamu Dewi.. seret.. tapi siip..” bisik Eric
menyanjungku. Eric terus memompa vaginaku
sampai kami tak sadar mengeluarkan desahan
dan rintihan birahi yang membuat Kristin
terangsang banget. Rasa cemburunya hilang
bahkan Kristin mendekatiku lalu mengenyot
payudara kiriku, sedangkan Eric juga mengenyot
payudara kananku. Segala kenikmatan syahwat
aku rasakan dengan mata tertutup dan bibir yang
menganga mendesah-desah. Hingga kemudian
aku merasakan lava kenikmatanku yang
menggedor-gedor. “Aaahh aku mau keluar..
aahh.. sshh.. aahh..” pekikku. Eric memompa
penisnya semakin cepat hingga aku kesulitan
untuk mengimbanginya. Sedangkan lidahnya
maupun lidah Kristin semakin liar menjelajahi
payudaraku. Lalu.. aahh.. Lendir kenikmatanku
menghangat basah dan licin menyembur hingga
membecek di sekitar selakanganku. Eric terus
memompa dengan liar hingga kemudian dia
berteriak tertahan, “Aaagghh!!” Croot..croot..
spermanya muncrat tertelan lubang
kenikmatanku hingga menghangat di dalamnya.
“Riic.. keluarin penismu itu biar Kristin ngerasain
nikmatnya pejuhmu. Kriiss.. hisap vagina aku
say..” kataku kemudian. Kristin menjilat dan
menghisap tandas semua cairan di vaginaku
setelah Eric mencabut penisnya dari Vaginaku.
Tapi tiba-tiba saja Kristin terpekik keras,
“Aaacchh!!” Ternyata Eric menusukkan penisnya
ke vagina Kristin yang cantik kalau menungging.
Kristin misuh-misuh tapi kemudian ikutan
ngerasain nikmatnya sodokan Eric yang sudah
sangat berpengalaman ngentotin cewek-cewek
dari berbagai usia. Sambil mengocok maju
mundur, Eric berpegangan sambil meremas-
remas payudara Kristin yang sudah keras banget.
Aku sendiri menjilati vagina dan klitoris Kristin dan
sekali-sekali menjilat buah pelir Eric hingga
membuat mereka sampai di pucuk-pucuk
asmara. “Aduuh sayang.. terus.. ah.. enak say..,
nikmat sekali.. rasanya ingin keluar say, aduuh..
nikmatnya, terus.. yang cepat.. say.. aduh aku
nggak tahan ingin keluar..” Kristin menceracau tak
karuan beberapa saat kemudian tubuh Kristin
menegang dan sur.. suurr croot.. croot..
Kemudian kami bertiga terkulai lemas bersimbah
keringat yang membanjir. “Makasih ya say..
kalian berdua memang hebat,” gumamku penuh
kepuasan. “Aku juga. Aku kira paling enak itu jadi
lesbian, ternyata aku butuh variasi juga,”
sambung Kristin. “You’re welcome. Kapan-kapan
aku bersedia di episode berikutnya..,” ujar Eric.
Lalu kami tertidur kelelahan tapi penuh kepuasan.


Adult | GO HOME | Exit
1/1450
U-ON

inc Powered by Xtgem.com